Rabu, 24 Juni 2015

Budaya Sasak di Pulau Lombok


www.lomboksurga.com
Di Pulau Lombok,Nusa Tenggara Barat terkenal akan budaya,suku,adat istiadat,makanan khas.Nama suku di Pulai Lombok disebut suku sasak.Sejarah Lombok tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan yang terjadi di dalamnya, baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerajaan di Lombok, maupun eksternal, yaitu penguasaan dari kerajaan dari luar Pulau Lombok. Perkembangan era Hindu dan Buddha memunculkan beberapa kerajaan seperti Selaparang dan Bayan. Kerajaan-kerajaan tersebut ditundukkan oleh penguasaan Kerajaan Majapahit dari ekspedisi Gajah Mada pada abad XIII – XIV dan penguasaan Kerajaan Gel-Gel dari Bali pada abad VI.


Gendang Beleq
manglanang.blogspot.com


 Berbagai macam ciri khas dalam suku atau budaya sasak ini terutama dalam bidang musik,Nama alat musik tradisional suku sasak adalah Gendang Beleq.Alat ini sering dipakai untuk acara-acara resmi seperti penyambutan tamu,acara pernikahan,khitan(sunatan).

www.flickr.com by Ira Roriguez.

Plecing,Makanan khas lombok yang memiliki rasa pedas bagi anda yang hobby makan pedas silahkan coba plecing ini.Bahan dasar dari plecing ini adalah kangkung dengan dicampurkan sambal terasi dan dimakan bersamaan dengan nasi lidah akan tergoda oleh racikan sambal.Cara membuat plecing ini cukup mudah hanya dengan menyediakan kangkung,terasi,cabai rawit sesuai dengan selera anda,tomat.Terutama pada bulan puasa penduduk Lombok sebagian menghidangkan menu ini untuk berbuka puasa karena aroma dan rasa sambal yang sangat menggoda.


Pakaian Khas Suku Sasak

tasik-cyber.blogspot.com

Secara umum pakaian adat Suku Sasak dibedakan menjadi dua, pakaian adat perempuan dan laki-laki. Pakaian adat Sasak bagi perempuan disebut Lambung. Yaitu baju hitam tanpa lengan dengan kerah berbentuk hurup “V” dan sedikit hiasan di bagian gigir baju. Pakaian ini menggunakan bahan kain pelung. Ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bercorak ragi genep yang merupakan jenis kain songket khas sasak, sepadu dengan sabuk anteng (ikat pinggang) yang dililitkan dan bagian ujungnya yang berumbai dijuntaikan di pinggang sebelah kiri. Bawahannya memakai kain panjang sampai lutut atau mata kaki dengan bordiran di tepi kain dengan motif kotak-kotak atau segitiga.

Untuk pakaian adat pria Suku Sasak, dari mulai kepala mengenakan ikat kepala yang disebut capuq atau sapuk, sekilas melihat bentuk sapuk sasak tidak jauh berbeda dengan ikat kepala dari Bali. Sapuk untuk penggunaan sehari-hari selembar kain tenun berbentuk segitiga sama kaki, sedangkan untuk keperluan upacara adat atau ritual khusus biasanya menggunakan sapuk jadi atau perade yang berbahan Songket Benang Mas. Jenis ikatan sapuk yang dipakai adalah Lam Jalallah yang bermakna harapan agar pemakainya selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa.


Bau Nyale 
Bau Nyale adalah sebuah legenda dan bernilai sakral tinggi bagi suku Sasak. Tradisi ini diawali oleh kisah seorang putri Raja Tonjang Baru yang sangat cantik bernama Putri Mandalika. Karena kecantikannya itu, para putra raja memperebutkan untuk meminangnya. Jika salah satu putra raja ditolak pinangannya, maka akan timbul peperangan. Sang Putri Mandalika mengambil keputusan: pada tanggal 20 bulan kesepuluh ia menceburkan diri ke laut lepas. Dipercaya oleh masyarakat hingga kini bahwa Nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Nyale adalah sejenis binatang laut berkembang biak dengan bertelur, perkelaminan antara jantan dan betina. Upacara ini diadakan setahun sekali. 

Priseian (Presean)

http://www.wacananusantara.org/sejarah-dan-tradisi-suku-sasak/
 Periseian (Presean) adalah kesenian beladiri yang sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno di Lombok. Awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran. Pada perkembangannya hingga kini, senjata yang dipakai berupa sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan. Sedangkan perisai (ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemain atau pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang.


Nyongkolan

sasakculture.blogspot.com
Nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok penabuh rebana, atau disertai Gendang beleq pada kalangan bangsawan. Dalam pelaksanaannya, karena faktor jarak, maka prosesi ini tidak dilakukan secara harfiah, tetapi biasanya rombongan mulai berjalan dari jarak 1-0,5 km dari rumah mempelai wanita.
Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat dimana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
Sebagian peserta dalam prosesi ini biasanya membawa beberapa benda seperti hasil kebun, sayuran maupun buah-buahan yang akan bibagikan pada kerabat dan tetangga mempelai perempuan nantinya. Pada kalangan bangsawan urutan baris iring-iringan dan benda yang dibawanya memiliki aturan tertentu.
hingga saat ini Nyongkolan masih tetap dapat ditemui di Lombok, iring-iringan yang menarik masyarakat untuk menonton karena suara gendangnya ini biasanya diadakan selepas dhuhur di akhir pekan. apabila anda melakukan perjalanan antar kota di Lombok, maka bersiaplah untuk menghadapi kemacetan insidental akibat Nyongkolan yang dapat anda temui sepanjang jalan, apabila di kahir pekan tersebut banyak digelar pernikahan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar